Sejarah Desa

Sejarah Desa

SEJARAH DESA BAGENDANG HILIR

Penduduk lokal Bagendang Hilir pada awalnya berasal dari pendatang wilayah Banjar, Kapuas dan Katingan yang berlayar menyusuri Sungai Mentaya dan pesisir Laut Jawa, kemudian singgah dan bermukim di Bagendang. Nama Bagendang diambil dari alat musik gendang dan bagendang berarti menabuh gendang. Bagendang biasanya digunakan untuk kegiatan perayaan perkawinan maupun keagamaan dan diumpakan sebagai kegiatan mengumpulkan orang banyak, silahturahmi dan bersuka cita. Saat ini, keturunan dari moyang yang bermukim di Desa Bagendang Hilir merupakan keturunan keempat. Tahun 1937, sejak jaman penjajahan Hindia Belanda Kampung Bagendang terbentuk dan dipimpin oleh kepala kampung. Tahun 1970, Desa Bagendang dimekarkan seiring dengan terbentuknya Kecamatan Mentaya Hilir Utara dan berganti menjadi Desa Bagendang Hilir sampai saat ini.

 Adanya pertambahan penduduk, kebutuhan akan tempat tinggal dan berusaha dengan cara membuka lahan untuk membangun rumah, fasilitas umum dan sosial, tempat bertani dan berkebun menjadi pilihan yang dilakukan. Pemenuhan kebutuhan pangan dengan mengambil hasil hutan dan sungai seperti mencari rotan, getah jelutung (pantung), kulit gimbur, kayu, ikan. Selanjutnya membuka lahan secara tradisional untuk bercocok tanam dan berkebun. Tahun 1982 saat terjadinya kebakaran yang melanda wilayah sebelah Barat Desa Bagendang Hilir, lahan bekas terbakar dimanfaatkan untuk menanam karet dan rotan. Begitu juga saat masuknya perusahaan perkebunan dengan komoditas kelapa sawit sekitar Tahun 2004 sampai saat ini, pembukaan lahan untuk menanam kelapa sawit semakin meningkat.

PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN

    Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Bagendang Hilir periode 2018-2023, sejarah pembentukan Pemerintahan Desa Bagendang Hilir diuraikan dalam tabel.

Tabel 16. Sejarah Pembentukan Pemerintah Desa Bagendang Hilir

TAHUN

KETERANGAN

1937-1943

Terbentuknya Kampung Bagendang, pada masa penjajahan Hindia Belanda (Resident bagian Selatan dan Timur Kalimantan)

1943-1957

Kampung Bagendang memiliki struktur pemerintahan yang dipimpin oleh kepala kampung, saat masa peralihan kekuasaan penjajahan Hindia Belanda kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia 

1957-1970

Desa Bagendang sudah menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia dan masuk pada wilayah Asisten Wedana (sekarang disebut kecamatan) Sungai Sampit

1970-Sekarang

Desa Bagendang menjadi bagian administratif Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah dan dimekarkan menjadi Desa Bagendang Hilir